Rabu, 30 Desember 2015

"Aku Hanya Butuh Allah Disisiku" itu tidak benar !

Mungkin kita pernah berada pada masa harus melepaskan, kemudian dengan gagah kita lepaskan dan semua terasa mudah karena Allah yang menguatkan. saat itu kau mampu berdiri tegar dan katakan, "Aku hanya butuh Allah disisiku". semua terasa lebih mudah karena cinta, semua berawal dari cinta. Cinta yang membuatmu ikhlas menerobos malam dingin demi merengkuh sujud diujung sajadah, cinta yang membuatmu melepaskan yang tidak diridhai-Nya.Yang kau tahu hanya, "Allah disisiku tak masalah mereka menjauh," 

Waktu merambat menjauh meninggalkan sisa-sisa hijrahmu, sahabat-sahabat malaikatmu yang tak bersayap itu menjemput takdirnya masing-masing, tiada lagi yang berlomba tilawah
denganmu, tiada lagi yang mengingatkan tahajjudmu, rawatibmu, puasa sunnahmu, hapalanmu, apalagi yang kepo tentang keadaan ruhiyahmu. kita mulai menjalani hidup masing-masing. Murabbi baru, sahabat baru. disaat itu kita sadar kejadian tak akan berulang,  

Murabbi kita selalu mengatakan bahwa ribuan malaikat sedang mendoakan orang-orang yang ada didalam lingkaran kecil kita yang penuh warna. kau masih ingat rasanya menyejukkan dan sangat tenang ?

Sebelum memulai lingkaran kecil kita yang penuh warna Murabbi kita selalu bilang, "bersyukurlah dek kalian adalah orang-orang yang Allah pilih,"berdesir hati ketika dikatakan seperti itu, sambil beberapa diantara kita tersipu-sipu, mungkin sedikit geer.

Ingat saat pertama kita menghapal do'a rabithah? kita selalu membacanya diakhir mentoring, ah... itu puisi cinta paling romantis, dan benar saja ada yang mengikat hati kita dengan kuat. Allah. Murabbi kita selalu bilang. Muslim hebat jika bersatu, karena Allah yang mengikat langsung hati-hati mereka. ya kita sering menyebutnya, Ilumuca (I love you muachh cause Allah). Dan sampai kini aku merasakannya, meski tak pandai mengutarakan perasaan, percayalah kalian adalah sahabat-sahabat yang paling kurindukan.

kita menemukan hidupku yang baru dalam Rohani Islam. Melewati pahit manisnya hidup berislam dalam masyarakat islam yang kurang Rohani Islamnya. Kita ada 14 orang dan menjadi selebriti disekolah, hampir semua siswa memperhatikan tingkah laku kita, salah-salah bertingkah jilbab besarmu yang jadi korban. tapi semua mudah saat ada kalian yang selalu mengingatkan. 

Dan yah...akhirnya kau tertinggal sendirian, bukan masanya lagi menunggu diingatkan, saatnya kau harus memuhasabah diri sendiri, tidak ada sahabat yang mengerti dirimu, Murabbi yang mengkhawatirkan ruhiyahmu. sekarang kau benar-benar sendirian. 

surah Al-Ankabut ayat 2 yang menjadi nyata begini bunyinya, "tidak akan dikatakan beriman seseorang sebelum diuji". benar. aku mendapatkan ujian kalian juga kan? awalnya aku yakin ini tidak salah, apa yang salah dengan seorang hamba yang ingin meraih cita-cita dunianya. memang tidak ada yang salah namun orangnya yang sudah salah. sekarang aku tahu kenapa seseorang tidak boleh bergabung dengan orang yang tidak sepaham. aku mengerti.

tanpa sadar aku telah jauh hanyut dalam duniaku, ambisi-ambisi, cita-cita mulai menguasai. tak ada yang mencegah, disibukkan rutinitas yang melengahkan, Halaqah yang semakin jarang, hingga hubungan semakin buruk dengan tuhan, semakin dekat dengan keburukan. sampai terpuruk dalam jurang paling menyedihkan. Rapuh. Sendirian.

Menjadi Murobbi mungkin adalah salah satu cita-cita setiap kita. tanpa sadar ia semakin menjauh. menyisakan kenangan dan harapan. Hal yang paling menyakitkan adalah sadar bahwa kau bukan lagi orang pilihan tuhan. 

"Aku hanya butuh Allah disisiku" sadar itu tidak sepenuhnya benar, kita juga butuh teman untuk saling menguatkan karena bahkan yang sudah kuatpun perlu terus dikuatkan. kita juga butuh teman untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. 



Related Posts:

0 comments: