Hari ini adalah hari yang penuh dengan kerja keras. Kami
melaksanakan peringatan HUT RI Ke-71 di kampus. Tentunya seberapa keras pun
pertempuran hari ini, tidak ada apa-apanya dengan perjuangan merebut
kemerdekaan. Namun sering sekali hal-hal penting luput dari pandangan kita
misalnya lebih mementingkan tampilan luar, tanpa mau tahu tampilan
dalamnya. But aku pikir itu wajar,
kebanyakan spesies mahluk dibumi yang berakal, pasti mementingkan tampilan luar
sebelum perduli pada tampilan dalam yang terkandung. Yah…aku pikir seberapa keras pun pribahasa dan
kata-kata mutiara menyuarakan tampilan dalam lah yang paling penting mereka
bakal dikalahin sama satu fakta bahwa
tampilan luar adalah hal pertama yang ditangkap oleh indera manusia.
Aku pikir hal ini berkaitan dengan lomba masak-memasak
dikampusku, juri memberi tantangan untuk memasak dengan bahan tahu dan telor. Meskipun
tidak terlalu serius mempersiapkan bahan-bahan, catatan : untuk kelompok kami
tidak ada yang perlu serius dipersiapkan, it’s simple menu dengan nama korea.
Dari awal perlombaan masak kelompok kita dibully habis-habisan.
Saat teman-teman bergulat dengan menu yang hampir mirip, perkedel, bakso dan
burger, kelompok kita yang anti main stream atau mungkin lebih kepada nggak niat
masak mengeluarkan menu andalan kita yang bernama soondubou jjigae aku akuin kalau
di indonesia ini lebih mirip sayur asem. Tapi sekali lagi ini bukan sayur asem,
ini Soondubou Jjigae.
Cara memasaknya gampang hampir sama seperti membuat sup tahu
dan telor, yang membedakannya adalah kalau memasak sup kita sering menggunakan
lada atau merica namun disini kita menggunakan paprika bubuk tapi untuk kasus
kelompok kami yang penuh dengan keprihatinan, (bayangkan wajan saja kami harus
minjam ke dapur tetangga) paprika bubuk diganti dengan paprika tumis. Kemudian satu
rempah yang bernama goochujang diganti dengan cabai giling.
Hampir satu jam Soondubou Jjigae pun tersedia, seharusnya
tidak akan selama itu jika kompor dan alat-alat lain tersedia dengan baik dan
dalam kondisi yang prima paling lama 30 menit. Banyak juri yang meragukan sajian
kami, menurut mereka tampilannya mencurigakan.
Masakan kami tersaji diatas meja diantara menu-menu yang
meriah. Rata-rata dari mereka membuat olahan tahu dan telor yang dihaluskan. Hal
itulah yang tidak kelompok kami pikirkan. Kelompok kami yang hanya berjumlah 3
orang, dibanding kelompok lain ternyata memang berotak elien.
Saat penjurian pun tiba, Meski dituding mencurigakan,
Soondubou Jjigae kami menjadi yang paling laris diantara masakan lain. Rasanya senang
juga saat mereka senang melahap menu kami.
Saat pengumuman lomba memasak ternyata Soondubou Jjigae kami
meraih juara ke-2. Menu paling biasa menurutku. Akhirnya meskipun tahu yang
merana dan dihina tersebut dapat memperolah peringkat ke-dua diantara masakan
yang berpenampilan menarik lainnya. Itu membuktikan bahwa tidak semua yang
berpenampilan kurang baik juga memiliki penampilan dalam yang kurang baik. Singkatnya
penampilan luar itu penting, tapi penampilan dalam juga penting. Memang menemukan
cita rasa yang baik dalam penampilan biasa-biasa saja seperti menemukan harta
karun, mengejutkan sekali, tetapi menarik orang lain untuk memakannya adalah hal
yang mutlak untuk dilakukan, oleh karena itu satu ilmu untuk menjadi berharga
dimata orang lain adalah, pikat dengan pesona, getarkan dengan rasa. Hahaha :D.
0 comments:
Posting Komentar