Selasa, 06 November 2018

Hilang Akal Sehat

Pinterest.com
Pernah nggak kalian merasa bersemangat seharian hanya karena senyum seseorang yang melengkapi pagi kalian yang selalu biasa-biasa saja. Bahkan sampai saat ini senyum nya yang ah...imut sekali, masih membuat jantung berdebar.

Rasa ini aneh sekali, padahal saya bukan remaja lagi, dan perasaan seperti ini baru buat saya. Senyumnya yang manis sekali itu seperti jebakan bagi saya, dan saya dengan sukarela masuk perangkap itu. Saya kehilangan akal sehat, saat dia tersenyum pada saya.

Setidaknya itu lah yang membuat saya bertahan dalam beberapa hari disini.
Dia seseorang yang kelihatan cerdas dan jelas berbeda dengan lelaki pada umumnya. Melihatnya tersenyum pada saya membuat saya merasa bisa melalui apa saja. Lelaki seperti itu yang saya harap hadir melengkapi hidup saya. Membuat hidup saya lebih bermakna. Sebenarnya saya mengatakan pada diri saya sendiri bahwa saya mendambakan seseorang yang sederhana serta mencintai Allah dan Rasulnya, tetapi kesadaran saya saat ini berada ditingkat terendahnya, saya telah kehilangan akal sehat dan membiarkan perasaan saya tumbuh. Dimana saya harus mencarinya, saya sedang berusaha menemukan kembali akal sehat saya namun saya ingin sekali menikmati perasaan ini lebih lama.

Padahal ia lelaki yang kelihatannya akan terus menerus mendorong saya, seseorang yang tak pernah saya miliki dalam hidup.
Namun ini terasa sangat sulit untuk saya, bahkan untuk memulai. Sebab kita berbeda dalam segala hal, dan penolakan tidak bisa saya terima sebagai perempuan terhormat. Bahkan untuk menyapa saja, harus di perhitungkan dengan matang. Oh tuhan mohon izin untuk menyukainya, setidaknya hingga pekerjaan ini berakhir dan setelah itu, memangnya apa yang bisa saya buat.
Katanya manusia di ciptakan berbeda agar bisa saling melengkapi.

Tapi kalau perbedaannya sehebat, saya pergi ke Jam Gadang lantas dia pergi ke Big Ben itu mungkin perihal kelas, tapi bagaimana kalau dia percaya reinkarnasi dan saya percaya hisab. Duh gawat...

Jujur saya bosan terus sembunyi. Saya ingin mengekspresikan diri saya, jantung saya yang tidak normal ketika melihat anda tersenyum pada saya. Saya tahu ini memalukan, tapi aku takut semua hanya sebatas harapan dan Angan-angan.
Saya nggak mau sekedar menatapnya dan tersenyum pada dia, saya menjadi serakah, saya ingin menguasai seluruh hatinya, bahkan bila itu melukai saya, dimana akal sehat saya?

Apakah ini yang dinamakan kutukan bagi saya karena kepandiran saya, hingga saya terjebak perasaan dengan seseorang sepertinya, dan bermimpi bisa hidup bersama nya.

Kali ini saya ingin terus maju, tapi saya terus bertanya jika saya maju, apakah saya hanya akan jadi lelucon buat dia. Dan otak saya, tak maukah ia berdamai? setelah sekian lama. Kenapa saya tidak bisa jatuh cinta dengan sederhana saja pada orang-orang yang lebih mungkin di luar sana.

Dan kini pikirkan lah jika, sosok terindah yang ada dimimpi kalian menjadi nyata, apakah itu tidak membuat dunia kalian berbalik. Apakah kalian bisa pergi dengan mudah? Dan tiba-tiba cinta menjadi sesulit ini. Jika ia menjadi nyata, apakah kalian hanya kembali hanya menatapnya saja. Tapi saya masih saja tak membuat kemajuan. Rasanya ingin ada seseorang yang menampar saya, agar saya sadar dan bangun dari mimpi ini.

-Tentang dia, yang membuat logika ku tak berjalan-

Sebuah cerita gaje yang mengendap di draft dengan harapan suatu ketika bisa di post, ketika sudah merasa nggak gaje lagi.




0 comments: