Sabtu, 14 Agustus 2021

Yes I am, Hwasa : Berani Jadi Dirimu Sendiri

Holla, dah lama banget nih nggak nyampah di blog hehehe. Rasanya malas banget untuk singgah nulis, barangkali karena rutinitas yang bikin kepala error. Alhasil blog yang tidak terurus ini semakin tidak terurus wkwkwkwk.

Mamamoo Yes I am

Dari judul yang aku tulis kalian mungkin nggak paham apa maksudnya, but let me introduce my favorit Girl Group in this era, Mamamooo...(make some noise!!!). Nah, bagi pencinta K-Pop Girl Group ini udah pasti nggak asing lagi, karena cukup sering juga mendapat penghargaan. Mungkin di Indonesia Girl Group ini nggak terlalu terkenal, tetapi di Korea Mamamooo seringkali dianggap lebih terkenal dari pada B*******K (Sepengetahuan saya). Jadi apa hubungannya sama judul artikel ini ? 

Yes I am adalah salah satu single dari Mamamoo yang isinya menyatakan  mereka tidak khawatir menjadi diri mereka sendiri, mereka bangga menjadi apa adanya diri mereka dan mereka percaya diri. Kalau kalian penasaran bisa cek video youtube dibawah ini  yang sudah tersedia terjemahan lirik bahasa indonesianya.

Aku adalah tipikal orang yang mau belajar dari apapun yang aku temui, meskipun menurut kebanyakan orang K-pop itu tidak baik. Tapi bagiku K-pop itu membawa banyak manfaat misalnya tentang kepercayaan diri yang aku pelajari dari Hwasa Mamamoo, Kegigihan dan Kemandirian Solar, Keberanian Moonbyul serta Wheein yang fokus dan bertalenta. 

Tapi sekarang aku nggak sedang mereview Girl Group ini, saat ini aku cuma mau membagi sedikit cerita mengenai dampak yang aku rasakan setelah menjadi salah satu penggemar Girl Group yang sebentar lagi akan mengadakan Konser Virtual ini. 

Ada beberapa hal yang aku dapati setelah mengenal Mamamoo, pertama aku lebih percaya diri, lebih bahagia, mengikuti kata hati dan belajar caranya menjadi cool jika dibutuhkan. Dan yang terpenting adalah perasaan insecure yang sedikit demi sedikit terbendung. 

Ngomong-ngomong soal insecure, semua orang barangkali pernah merasakan tidak percaya diri karena sesuatu, barangkali itu karena status pendidikan, status sosial dan ekonomi atau kecantikan. Dan yang terakhir ini insecure karena kecantikan sangat sering sekali menjangkiti wanita-wanita di seluruh dunia, termasuk penulis sendiri. Sangkin insecurenya aku pernah malas banget pergi keluar rumah, dan semenjak covid melanda aku merasa sedikit terbantu karena harus mengenakan masker kemana pun.

Orangtua dan orang sekitar sering meyakinkan aku kalau aku tidak jelek. Tapi hal itu sama sekali tidak merubah pemikiranku tentang diriku sendiri.  Aku merasa aku jelek dan tidak pantas keluar rumah padahal kalau dipikir-pikir lagi kulitku tidak terlalu buruk, wajahku pun tidak berjerawat dan cukup halus, badanku juga langsing. Orang-orang bilang aku tidak pandai bersyukur, padahal dari pada menuding tidak pandai bersyukur lebih  baik memberi nasehat bagaimana caranya bersyukur dan merasa cukup dengan diri sendiri, lebih bermanfaat kan? Tapi begitulah kebanyakan orang, mereka cenderung menyepelekan apa yang tidak pernah mereka rasakan. 

Masalah insecurities terhadap standar kecantikan ini ternyata sudah mewabah dimana-mana diseluruh dunia. Di Indonesia sendiri standar kecantikan di negeri ini perlahan-lahan mengikuti standar kecantikan wanita-wanita Asia dengan kulit putih dan wajah tirusnya. Kecantikan perempuan-perempuan dari negeri tropis dengan kulit kuning langsat dan sawo matang perlahan-lahan tergerus oleh gencarnya promosi kecantikan yang ditampilkan media masa. Yaitu rambut lurus hitam seperti iklan sampo yang sering kita tonton, kulit putih bersih seperti wanita jepang di iklan sabun, wajah putih merona seperti wajah-wajah aktris drama korea favorit kita. Standar kecantikan di indonesia sendiri lambat laun berubah karena persepsi-persepi tentang cantik yang telah tumbuh dan mengakar di masyarakat, yang mana cantik adalah apa yang paling sering mereka lihat dan lama-kelamaan informasi yang sering mereka dapatkan tersebut berubah menjadi sebuah standar. 

Saat ini untuk bisa diterima kita tanpa sadar harus merubah diri kita menjadi seperti apa yang kebanyakan orang harapkan. Sadarkah kita pengusaha skin care yang akhirnya berjaya hahahaha. Hanya ada dua pilihan bagi kita perempuan Indonesia pertama berusaha mengikuti standar kecantikan itu atau mencoba menerima dan berdamai dengan diri sendiri. Dan aku saat ini masih di fase yang mencoba untuk tak mencari validasi namun ada sedikit perubahan terhadap cara pandangku mengenai kecantikan dan kepercayaan diri, hal ini aku pelajari dari Mamamoo secara keseluruhan. Seorang pentolan Mamamoo yaitu Hwasa sosok aktris korea yang terkenal sebagai sosok yang berani melawan standar kecantikan korea. Dia sangat percaya diri berpakaian dan bertindak sesuai kemauannya. Bukan malah di benci orang banyak, ia malah di puji dan mendapat banyak respek dari masyarakat korea karena keberaniannya menjadi diri sendiri dan percaya diri yang tinggi.

Hwasa Mamamoo Hip Performance

Nggak takut menjadi apa adanya di depan kamera

Kalau lagi sendirian rambut acak-acakan kemana-mana

Hal inilah yang kemudian sedikit demi sedikit memberikan pengaruh positif bagiku, misalnya aku mulai percaya diri menampilkan potret wajahku di sosial media hal yang cukup sulit kulakukan dulu. Kini setiap kali aku merasa diriku tidak cantik, aku ingat bahwa kepercayaan diri kita akan membuat kita menjadi lebih cantik dan menarik. Dan itu aku akui kebenarannya, berapa banyak perempuan yang berpenampilan biasa saja tapi terlihat menarik karena kepercayaan dirinya. Semua tergantung pada bagaimana kita menilai diri kita sendiri. Jika kitanya saja tidak bisa menghargai diri sendiri, lantas bagaimana orang lain mau menghargai diri kita. Ingat kita berhak menjadi apa adanya yang kita mau dan berhak nyaman dengan diri kita, aura positif yang kita pancarkan dari kepercayaan diri dan self love yang kita lakukan akan mempengaruhi sekeliling kita.

Tidak hanya masalah krisis kepercayaan diri karena standar kecantikan di negeri ini, aku pun pernah sering merasa tidak insecure karena masalah prestasi, hal seperti ini membuatku merasa tidak berguna dibanding orang lain. Kusadari satu hal yang membuatku terus merasa rendah diri adalah perbuatan selalu membanding-bandingkan diri dengan apa yang orang lain tampilkan tentang diri mereka di media sosial. Hal itu lantas membuatku untuk beberapa saat harus mengurangi pemakaian media sosial dan memutuskan untuk me mute kontak orang-orang yang tidak sehat bagi jiwaku. Dan bagian ini akan kubahas di tulisan selanjutnya. 





4 comments:

Siti Rogayah Blogger mengatakan...

Memang penting banget kita menghargai diri sendiri. Krna semua itu berawal dari diri sendiri. Yang penting semangat terus

Unknown mengatakan...

Pandangan orang-orang terhadap kita tergantung bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri. jika kamu menilai dirimu dari segi fisik jangan salahkan orang-orang juga menilaimu dari fisi. jadi, maulailah perbaiki pandanganmu terhadap diri sendiri. Semangaaaattt...

Henny mengatakan...

Memang sedikit banyak apa dan siapa yang menjadi kegemaran atau idola itu memberi pengaruh pada kita ya. Jangan sampai kita salah pilih idola karena bisa berpengaruh buruk ke perkembangan karakter.

Bethania mengatakan...

Pentingnya menghargai diri sendiri. Be the best version of yourself. Semangat truss