Ada seorang anak yang sangat menyukai permen, permen yang
disukainya jatuh dijalanan, ia menangis. Semua tahu penyebab tangisannya adalah
karena ia sangat menyukai permen itu. Seorang pegawai tidak diberi haknya oleh
si bos, kemudian ia marah. Karena ia merasa memiliki. Seorang siswa teladan tidak
mendapat peringkat dikelasnya, maka ia menjadi sangat sedih, ia merasa adanya
ketidak adilan. Sadarkah semua tangis itu, marah itu dan sedih itu karena
cinta. Cinta membuat kehilangan terasa amat sangat menyakitkan.
Pernah Allah berkalam dalam surah Al ankabut ayat 2, “Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. Ujian datang ketika Allah ingin kau
membuktikan cintamu, bukan hanya sekedar pakaian, ibadah, dan ucapan semata kita
dikategorikan sebagai orang yang beriman. Bukan Allah tak tahu hatimu, hanya saja
cinta-Nya yang terkadang sulit hati mengerti, bahkan saat kau tak merasakan
kesulitannya dan bahkan tak mampu melewatinya saat itu kau tahu Allah sedang
memberi tahu hatimu sendiri dengan halus, “Ukur sendiri imanmu !” kau diizinkan
untuk malu.
Satu demi satu akan meninggalkanmu kehilangan memang
menyakitkan, namun kehilangan yang kita cinta sebenarnya adalah bukti bahwa ia
mencintaimu. Ia ingin kau memeluknya lebih erat. Dengan kehilangan
mengajarkanmu untuk bersabar, kehilangan mengajarimu dewasa, kehilangan juga
menyadarkanmu bahwa kau tidak punya apa-apa semua miliknya, kehilangan bisa
mewaraskanmu bahwa Allahlah yang paling kau butuhkan.
Kehilangan terkadang menguras hatimu, melukai seluruh
jiwamu, meluluh lantahkan perasaanmu, sakit memang. Ketika hari-hari sulit itu tiba mari berdoa, " Ya Allah sisakan hatiku untuk mengingat-Mu".
0 comments:
Posting Komentar