Aku merasakannya. Bagaimana hidup
lebih sangat-sangat menyiksa melihat orang yang kau cinta, terluka sepersekian
lama. Menatap matanya. Serasa duniamu gila, bagaimana bisa kau bahagia saat ia
korbankan dirinya untukmu. Tapi kemudian kau merasa hidupmu sudah terlalu
bahagia memiliki orang sepertinya sekian lama. “Maka pergi saja,” begitu ucapmu
padanya, namun seberapa keraspun kau berteriak ia tidak mendengarnya dan itu
membuatmu semakin gila.
Kau
menyadarinya, bahwa hidupmu serasa tak berjiwa jika tidak ada dirinya, kau
sudah mengetahuinya bahwa hari-hari akan sepi tanpanya, kau pasti kan merasa
bahwa tiada yang memperdulikanmu lagi didunia setulusnya.
Maka
tangismu tertahan, berusaha bahagia, berusaha kuat melepasnya, mengusirnya dari
hidupmu yang mengikatnya. Saat itu kau akan begitu bangga, sambil berkata
setidaknya inilah caraku mencintainya.
Saat
itu kau sudah mulai dewasa, bahwa kau tahu terkadang kau harus mengusir dengan
kejam perasaanmu, bukan karena kau tak bisa menggenggamnya, namun karena melihat
airmatanya jatuh tanpa bisa kau menyekanya, membuatmu benar-benar tersiksa.
0 comments:
Posting Komentar