Sekilas judul ini mungkin terlalu mencemooh jomblo, mohon maaf yang Mblo.
Seorang jomblo pernah berkisah, jadi jomblo itu nggak enak beh, sakit, nggak ada yang perhatian. terus aku mikir iya juga sih.
Ada seseorang berjalan sendiri diantara keramaian orang berpacaran, berpelukanlah, berpegangan tanganlah, dan segala yang entah-entah, tapi dia santai aja, nggak sampai nangis darah apalagi sampai broadcast (yang jomblo PING me !). dia santai aja, setelah diusut ternyata ini Jomblo sudah syariah Mblo. Dia juga nggak kelihatan kurang perhatian, apalagi sampai buat status, "Rindu pada yang entah siapa dan dimana saat ini, semoga kita dipertemukan dalam ikatan halal, saat ini aku sedang memperbaiki diri, aku harap kau juga begitu bla...bla...bla...".
Perbaiki diri, meski dideklarasikan ya? yakinlah dengan pendeklarasian itu makin banyak Itong (Ikhwan Sepotong) yang berani perli-perli, dalam pikirannya nih akhwat kayaknya butuh perhatian nih, atau malah ada yang baper, "wah kode keras nih".
So menjadi seorang jomblo memang penuh ujian dan rintangan, apalagi bagi teman-teman remaja yang baru-baru mencoba rasa cinta. Melihat teman sebelah yang aniv-anivan sebulan sekali, bahkan ada yang seminggu sekali, berkali-kali tukar kado lucu, boneka, origami, puisi-puisi dan segala macam perlengkapan aniv-anivan dan saat itu kamu cuma bantuin ngelipat kertas yang rupanya untuk hadiah bagi si doi di hari jadi mereka.
Saat hari minggu teman-teman kamu jalan-jalan bareng sama cowoknya dan kamu cuman ngebangkong dirumah.
Saat banyak tugas teman-teman kamu yang punya pacar dibantuin ngerjain tugas sama pacarnya, terus kamu harus bersusah payah ngerjain sendiri sampai begadang semalaman, dan berangkat sekolah dengan wajah yang tidak wajar.
Orang yang merasa sedih, kecewa dengan takdir yang Allah berikan kepadanya dalam hal ini kejombloan, tentunya akan merasakan kehidupan yang tidak adil, dan kegalauan yang akut. padahal orang-orang yang berpikir jernih bisa menganggap ini sebagai sebuah pertolongan Allah, bentuk kasih sayang-Nya. Karena Allah masih menjaga kesucian cintanya, karena Allah ingin menyelamatkannya dari cinta yang salah. Eh... ini Allah malah diprasangkain.
Itu sebabnya hal-hal yang berbau virus merah jambu seperti ini hendaknya ditangkis dengan keimanan yang teguh.
Ketika jomblo bertasbih kegalauan-kegalauan perihal kesepian, kesendirian dan kegalauan akan berbalik menjadi keikhlasan, keberkahan dan rasa syukur. Hal ini akan menjadikan kejombloan-kejombloan kita menjadi bermanfaat dan tentunya identitas yang melekat dalam diri seorang Jones (Jomblo Ngenes) akan tergeser dengan predikat Joya (Jomblo Mulia). Percayalah Joya lebih dicari ketimbang Jones. Sementara Jones mencari terlunta-lunta Joya dituntun dengan Takdir-Nya yang penuh berkah.
Seorang jomblo pernah berkisah, jadi jomblo itu nggak enak beh, sakit, nggak ada yang perhatian. terus aku mikir iya juga sih.
Ada seseorang berjalan sendiri diantara keramaian orang berpacaran, berpelukanlah, berpegangan tanganlah, dan segala yang entah-entah, tapi dia santai aja, nggak sampai nangis darah apalagi sampai broadcast (yang jomblo PING me !). dia santai aja, setelah diusut ternyata ini Jomblo sudah syariah Mblo. Dia juga nggak kelihatan kurang perhatian, apalagi sampai buat status, "Rindu pada yang entah siapa dan dimana saat ini, semoga kita dipertemukan dalam ikatan halal, saat ini aku sedang memperbaiki diri, aku harap kau juga begitu bla...bla...bla...".
Perbaiki diri, meski dideklarasikan ya? yakinlah dengan pendeklarasian itu makin banyak Itong (Ikhwan Sepotong) yang berani perli-perli, dalam pikirannya nih akhwat kayaknya butuh perhatian nih, atau malah ada yang baper, "wah kode keras nih".
So menjadi seorang jomblo memang penuh ujian dan rintangan, apalagi bagi teman-teman remaja yang baru-baru mencoba rasa cinta. Melihat teman sebelah yang aniv-anivan sebulan sekali, bahkan ada yang seminggu sekali, berkali-kali tukar kado lucu, boneka, origami, puisi-puisi dan segala macam perlengkapan aniv-anivan dan saat itu kamu cuma bantuin ngelipat kertas yang rupanya untuk hadiah bagi si doi di hari jadi mereka.
Saat hari minggu teman-teman kamu jalan-jalan bareng sama cowoknya dan kamu cuman ngebangkong dirumah.
Saat banyak tugas teman-teman kamu yang punya pacar dibantuin ngerjain tugas sama pacarnya, terus kamu harus bersusah payah ngerjain sendiri sampai begadang semalaman, dan berangkat sekolah dengan wajah yang tidak wajar.
Orang yang merasa sedih, kecewa dengan takdir yang Allah berikan kepadanya dalam hal ini kejombloan, tentunya akan merasakan kehidupan yang tidak adil, dan kegalauan yang akut. padahal orang-orang yang berpikir jernih bisa menganggap ini sebagai sebuah pertolongan Allah, bentuk kasih sayang-Nya. Karena Allah masih menjaga kesucian cintanya, karena Allah ingin menyelamatkannya dari cinta yang salah. Eh... ini Allah malah diprasangkain.
Itu sebabnya hal-hal yang berbau virus merah jambu seperti ini hendaknya ditangkis dengan keimanan yang teguh.
Ketika jomblo bertasbih kegalauan-kegalauan perihal kesepian, kesendirian dan kegalauan akan berbalik menjadi keikhlasan, keberkahan dan rasa syukur. Hal ini akan menjadikan kejombloan-kejombloan kita menjadi bermanfaat dan tentunya identitas yang melekat dalam diri seorang Jones (Jomblo Ngenes) akan tergeser dengan predikat Joya (Jomblo Mulia). Percayalah Joya lebih dicari ketimbang Jones. Sementara Jones mencari terlunta-lunta Joya dituntun dengan Takdir-Nya yang penuh berkah.
0 comments:
Posting Komentar