Selasa, 13 Desember 2016

Kado Buat Bintang


www.pexels.com
Assalmualaikum Bintang, dari sini aku mendengar suka citamu. Kita jauh, seperti rupa benang kusut berwarna merah ini yang tak kunjung bertemu ujung. Aku hampir lupa bahwa hari ini pernah begitu berarti bagimu, meski hanya aku dan mungkin dengan terkamu juga kau tahu itu. 

Awalnya aku tahu dari halaman maya itu, hingga aku rapal di benakku. Aku menulis ini bukan untuk menanyakan kabarmu. Hanya sekedar rindu masa-masa dimana dua jiwa dihadapkan pada satu rasa, yang menuntun keduanya menjajaki tujuan masing-masing.

Cuma ingin ucapkan padamu, telah bertahun sejak kita bertemu dan tak sengaja bersitatap dirumah-Nya kala itu, kau menegur kesalahanku kemudian aku menjadi begitu akrab dengan kesalahan yang ku buat dan setelah kau pergi, aku menjelma kau. Dan maaf karena kealpaanku yang masih diam-diam membaca tiap bait aksaramu, dulu hingga kini didinding maya itu. Menerka-nerka tiap kata yang kau saji. Aku memutuskan berhenti sejak aku tahu aksara kita berlawan jauh.

Malam ini hampir habis dan terganti dengan hari baru, hari setelah sekali lagi aku, tak mampu untuk tak mengingat hari lahirmu ini. Hari dimana aku tak bisa sekedar berkata, Barakallah fi umurik Bintang, semoga sisa umurnya berkah. Kalau kau mau anggap saja ini balasan saat terakhir kau mengirimiku pesan dan tanpa balasku, waktu yang jauh dari hari ini.

Aku tak punya kado istimewa untuk merayakan bertambahnya usiamu, tapi asal kau tahu saja, ini kejujuran terbodohku.

Hari ketiga belas di bulan hujan, Tahun ke-empat indraku tak menangkap siluet tubuhmu.


Related Posts:

0 comments: