Jumat, 11 September 2020

Dear Mr. O



Aku telah lama memperhatikanmu, tapi sayangnya terlalu banyak perbedaan diantara kita, sebab tuhan memang satu namun beda percaya, jarak membentangkan selat diantara kita, budaya tak sama, dan yang paling bodoh adalah rasaku dan rasamu yang tak serupa. Keberanianku menyukaimu adalah kebodohanku yang paling seru. Padahal kutahu denganmu kecil kemungkinanku, nyatanya hingga kini aku tak bisa mencintai selain kamu sendiri.

Satu tahun terakhir, waktu singkatku kuhabiskan hanya untuk mengingatmu, bodoh. Kau seseorang yang membuatku mengaku kalau perempuan pantang menyerah itu hanya ada di ceritaku. Nyatanya aku menyerah sebelum kalah, bukan karena aku tak mau berjuang hanya saja kumau tahu diri. Duniamu dan duniaku berbeda tak mungkin bisa bersama. 

Dulu, aku pernah berdoa pada tuhan, agar aku dipersatukan dengan seseorang yang membuatku terus jatuh cinta setiap hari. Ia berikan cintanya tapi tidak bersama. Sebab doa nya dan doaku menuju amin yang berbeda.

Hingga kini rasa hampa datang memenuhi rongga hati, ingin segera terisi tapi tak kunjung bertemu yang sejati. Pada-Nya tak banyak kupinta aku hanya ingin bersama dengan seseorang yang membuatku terus punya alasan untuk bertahan, bukan seperti kisah cinta hiburan yang hilang setelah beberapa malam.

Dia terus bersinar dalam temaram, senyumnya membuat kakiku mematung dan diam. Dia seseorang yang kunanti hadir menepiskan segala ketakutan. The one yang muncul dari ketidaksengajaan. Enggan kulupakan namun tak bisa ku genggam. 

0 comments: