Ingat
masa-masa perjuangan masuk universitas. Waktu itu aku punya beberapa pilihan
yang pertama STAN, aku pilih karena biayanya gratis jadi aku tak perlu
menyusahkan kedua orang tua lagi, dan aku tak perlu repot untuk mencari
pekerjaan dan dinobatkan sebagai PNS dan tentunya tanpa uang sogokan. Keluarga
besarku berharap banyak agar aku dapat lolos dalam ujian tahun ini, itu akan
memberikan perasaan lega pada orang tuaku. namun ternyata tuhan belum
mengijinkan aku lolos dalam ujian itu, jujur waktu itu aku memang kurang fokus
walaupun aku begitu bersemangat, karena terbagi waktu dengan masalah lain yang
juga tak mungkin bisa aku hindari. Menjalani rutinitas yang kadarnya tak bisa
dikurangi dan beban pikiran yang menghantui disela-sela latihan USM STAN
disalah satu study club membuat hasil yang diperoleh tidak maksimal.
Pilihan kedua UNIMED. siapa masyarakat Sumatera Utara yang tak tahu? universitas terkenal dalam mencetak guru-guru yang ada di Sumatera Utara. Waktu SNMPTN UNIMED menjadi prioritas karena memang orang tua sejak kecil telah menanamkan dalam diri kami “PNS adalah yang paling baik dalam semua profesi” dan karena ayah adalah juga seorang guru. Mengambil prioritas Pendidikaan Bahasa Inggris, kemudian bahasa indonesia dan manajemen. UNIMED seperti ajang untuk kebanggaan orang tua, semua yang kulakukan untuk dapat masuk UNIMED adalah untuk orang tua, pertama karena UNIMED adalah universitas negeri bidang keguruan satu-satunya di SUMUT. Kedua ayahku pasti akan menganggap aku pecundang dan dia pasti akan malu jika aku tak bisa masuk UNIMED yang dianggapnya enteng untuk masuk, mengingat aku juga menyelesaikan SMA ku disekolah yang diketahuinya cukup bergengsi di Binjai. Dan bahasa inggris kenapa aku mengambil untuk pilihan pertama adalah karena untuk kebanggaan orang tua. Sejujurnya aku lebih condong ke bahasa indonesia tapi orang tuaku menanggap bahasa indonesia adalah pelajaran yang semua orang juga bisa, jadi tidak ada nilai plusnya dimata mereka. Yang ketiga adalah IAIN pilihan pertama yang kuselipkan dalam do’a-do’a ku. Entah mengapa hatiku selalu condong kesana. Sebenarnya saat UMPTAIN aku memilih dua perguruan tinggi yang pertama IAINSU dan yang kedua Imam Bonjol Padang. Akhirnya pilihan pertamaku yang menjadi kenyataan. IAIN-SU di pendidikan Bahasa Inggris. IAIN SU ternyata adalah rencana indah tuhan. Di IAIN aku mendapatkan segalanya. Suasana islami yang sejak lulus SD aku dambakan. Aku mendapat pelajaran akhirat yang tidak akan aku dapatkan di UNIMED maupun di STAN. Lebih kurang dua bulan kemudian nama IAIN berubah menjadi UIN gelar yang menyetarakan IAIN dengan UNIMED maupun USU, jadi ayahku boleh berbangga atas universitas yang menerima anaknya. Aku menjadi mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris, dan ayahku tak perlu malu, ia bisa sedikit berbangga untuk menceritakannya di warung kopi :D. Untuk passionku didunia Bahasa Indonesia khususnya tulis-menulis, aku dipertemukan dengan LPM-DINAMIKA yang membuka jalan, insyaallah. Untuk bidang menejeman waktu itu aku berharap agar dapat menjalankan bisnis, dan alhamdulillah saat ini aku sedang menjalankan bisnis kecil-kecilan dengan harapan kelak tak perlu meminta biaya kuliah pada orang tua lagi.
Pilihan kedua UNIMED. siapa masyarakat Sumatera Utara yang tak tahu? universitas terkenal dalam mencetak guru-guru yang ada di Sumatera Utara. Waktu SNMPTN UNIMED menjadi prioritas karena memang orang tua sejak kecil telah menanamkan dalam diri kami “PNS adalah yang paling baik dalam semua profesi” dan karena ayah adalah juga seorang guru. Mengambil prioritas Pendidikaan Bahasa Inggris, kemudian bahasa indonesia dan manajemen. UNIMED seperti ajang untuk kebanggaan orang tua, semua yang kulakukan untuk dapat masuk UNIMED adalah untuk orang tua, pertama karena UNIMED adalah universitas negeri bidang keguruan satu-satunya di SUMUT. Kedua ayahku pasti akan menganggap aku pecundang dan dia pasti akan malu jika aku tak bisa masuk UNIMED yang dianggapnya enteng untuk masuk, mengingat aku juga menyelesaikan SMA ku disekolah yang diketahuinya cukup bergengsi di Binjai. Dan bahasa inggris kenapa aku mengambil untuk pilihan pertama adalah karena untuk kebanggaan orang tua. Sejujurnya aku lebih condong ke bahasa indonesia tapi orang tuaku menanggap bahasa indonesia adalah pelajaran yang semua orang juga bisa, jadi tidak ada nilai plusnya dimata mereka. Yang ketiga adalah IAIN pilihan pertama yang kuselipkan dalam do’a-do’a ku. Entah mengapa hatiku selalu condong kesana. Sebenarnya saat UMPTAIN aku memilih dua perguruan tinggi yang pertama IAINSU dan yang kedua Imam Bonjol Padang. Akhirnya pilihan pertamaku yang menjadi kenyataan. IAIN-SU di pendidikan Bahasa Inggris. IAIN SU ternyata adalah rencana indah tuhan. Di IAIN aku mendapatkan segalanya. Suasana islami yang sejak lulus SD aku dambakan. Aku mendapat pelajaran akhirat yang tidak akan aku dapatkan di UNIMED maupun di STAN. Lebih kurang dua bulan kemudian nama IAIN berubah menjadi UIN gelar yang menyetarakan IAIN dengan UNIMED maupun USU, jadi ayahku boleh berbangga atas universitas yang menerima anaknya. Aku menjadi mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris, dan ayahku tak perlu malu, ia bisa sedikit berbangga untuk menceritakannya di warung kopi :D. Untuk passionku didunia Bahasa Indonesia khususnya tulis-menulis, aku dipertemukan dengan LPM-DINAMIKA yang membuka jalan, insyaallah. Untuk bidang menejeman waktu itu aku berharap agar dapat menjalankan bisnis, dan alhamdulillah saat ini aku sedang menjalankan bisnis kecil-kecilan dengan harapan kelak tak perlu meminta biaya kuliah pada orang tua lagi.
0 comments:
Posting Komentar