Banyak orang yang memilki keinginan dan harapan yang tinggi
namun tidak punya keberanian untuk memperyanggung jawabkan mimpi-mimpinya. Misalnya
saja seorang anak ingin mendapatkan nilai bagus dari gurunya, padahal ia
tergolong anak yang pintar namun karena ia tidak memilki kepercayaan diri,
alhasil ia gagal mendapatkan apa yang diinginkanya. Lain halnya dengan anak
yang biasa-biasa saja namun memilki kepercayaan diri maka ia mendapat nilai
yang bagus.
Kasus ini mengajarkan kepada kita bahwa karakter itu lebih
diutamakan dari pada kemampuan otak atau IQ, bukan berarti malu itu tidak
boleh, hanya saja malu harus diposisikan pada tempatnya. Malu dalam bertanya
ketika dosen atau guru menyampaikan ilmu bukanlah contoh malu yang patut
ditiru.
Kebiasaan hidup santri yang tertutup dan mengedepankan rasa
malu, terkadang terbawa sampai ke bangku perkuliahan, artinya beberapa malah
kurang pandai menempatkan rasa malu tersebut. atau mungkin karena terbiasa
dengan suasana yang terlalu tenang dengan rasa malu. Oleh karena itu rasa malu
perlu dipupuk sesuai dengan tempatnya, dan percaya diri juga perlu dikembangkan
dalam diri karena salah satu kunci menuju sukses adalah memilki rasa percaya
diri yang tinggi.
Dalam mengembangkan percaya diri dan mengatasi rasa malu
yang berlebihan, hal yang harus ditanam dalam diri pribadi adalah tekad dan
semangat untuk berubah, tanpa hal ini mustahil akan dapat memangkas rasa malu
yang berlebihan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Kemudian ketidaknyamanan juga menjadi faktor menurunnya
kenyamanan dalam diri, oleh karena itu kuncinya adalah mencari kenyamanan diri,
dengan cara menelisik hal yang menjadi ketidaknyamanan dan memperbaikinya,
singkatnya berupayalah untuk tampil sempurna.
Ketidaknyamanan tidak akan berarti apa-apa jika anda memilki
satu hal yang menjadi fokus sukses, mungkin kita memang lemah dalam satu hal
namun Allah telah berfirman bahwa setiap orang memiliki perannya, artinya semua
manusia memiliki kelebihan sendiri. intinya fokuslah pada kekuatan, bukan pada
kelemahan.
Setelah berupaya mengatasi ketidaknyamanan dan fokus pada
kekuatan, namun belum berhasil memuaskan, satu hal yang harus kita kedepankan
adalah rasa syukur, dengan rasa syukur jiwa akan merasa tenang dan tidak putus
asa tetap berpikir postif karena, dari mindset yang positif akan keluar
tindakan yang positif pula.
Hidup adalah sebuah kompetensi panjang, banyak lawan-lawan
yang datang silih berganti, satu cara untuk menghadapi mereka adalah rasa
percaya diri, dan setiap orang pasti memiliki kelebihan yang terkadang membuat
kita menjadi iri, ketika iri maka akan timbul rasa kurang suka dan ingin
menjatuhkan lawan, hal yang patutnya kita lakukan adalah jangan
menjelek-jelekkan atau menggosipkan orang lain dibelakang. Menghindari hal
tersebut akan menenangkan hati.
Dan yang terpenting adalah jangan menyerah, karena dengan
menyerah semua proses yang terlewati akan hangus tak berarti. Percayalah hanya
orang yang pantang menyerahlah yang dapat mengecap manisnya kesuksesan.
0 comments:
Posting Komentar