Aku bukan seseorang yang pandai dalam hal ini, bahkan terkesan bodoh jika dihadapkan dengan masalah perasaan. Tapi lambat-laun semakin bertambahnya usia aku menyadari satu hal, bahwa setiap orang yang datang dan pergi membawa pelajaran berharga dalam hidup.
Jadi aku merasa berterimakasih atas cinta yang pernah kalian berikan dan perasaan yang pernah kurasakan. Warna yang akhirnya membentukku menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Teruntuk seseorang di masa lalu, beberapa tahun silam. Kadang aku merasa awal semua ketidakberuntunganku dalam hal asmara adalah karena dosa-dosaku padanya dimasa lalu. Mengabaikannya, mengusirnya, dan memintanya pergi jauh adalah apa yang kulakukan dulu.
Aku masih terlalu muda untuk mengerti cinta itu seperti apa. Yang kuingat aku pernah menyukainya beberapa hari kemudian perasaan itu menghilang begitu saja. Semua berawal dari perasaan kehilangan yang menghantuiku beberapa saat, karena dia tidak kelihatan beberapa waktu. Ternyata itu yang sering disebut cinta monyet.
Untukmu yang sekarang sudah melabuhkan hati pada seorang perempuan ada hal yang ingin kukatakan, bukan hendak mengusikmu hanya saja aku kadang merasa ada keterkaitan di masa lalu. Aku cuma mau berterimakasih atas perasaan yang kau berikan dan minta maaf karena sering berlaku seenaknya. Aku sudah mengerti bagaimana rasanya mengejar seseorang yang kau sukai, meskipun di usir diabaikan berkali-kali kau tetap maju berdiri. Aku sudah mengerti rasanya diabaikan seseorang yang kau cintai. Jadi, aku minta maaf dan berterimakasih sekali lagi atas perasaan yang pernah kau beri.
Hidup terus berjalan dan masa berlalu. Orang-orang datang dan pergi tanpa kita sadari, orang-orang di masa lalu yang pernah mengisi hari-hari sudah hampir tak pernah muncul lagi, menggantikan kisah usang yang telah diperbaharui.
Cerita baru di tempat yang belum pernah ku kunjungi. Masa SMA yang katanya penuh romansa, dimana aku mengidamkan punya kisah cinta seperti di cerita-cerita telenovela. Sosok ideal yang kudamba, mirip aktor-aktor tampan yang berseliweran di drama. Tapi sayang ceritaku belum ditulis sempurna karena ternyata perasaanku searah saja. Dan yang paling tak kuduga adalah amin kita yang berbeda. Meski berat tak ada alasan untuk bergerak mendekat. Kuputuskan mundur meski terpukul. Dan hei, ada hal yang ingin kusampaikan padamu.
"Kudengar kau telah berhasil menjadi pria berseragam idaman cewek-cewek itu. Followers mu di Instagram juga banyak. Nggak heran sih, selain tampan dan mapan kau juga pribadi yang menyenangkan. Gak ada banyak hal yang mau kusampaikan. Aku cuma mau bilang terimakasih kau pernah membuat hari-hariku lebih bersemangat".
Cinta monyet yang tak berarah tujuan akhirnya berganti dengan perasaan yang lebih seriusan. Saat seorang kakak kelas datang dengan seribu harapan yang tak sengaja kugantungkan, hanya berawal dari ejekan. Aku jatuh hati karena kepribadian.
Darinya banyak sekali kubelajar arti cinta yang sesungguhnya. Mencintai berarti melepaskan, kusadari hadirnya merubah jalan hidupku. Aku tak lagi berkeinginan memiliki kisah cinta SMA seperti telenovela dan film korea. Aku hanya butuh cinta yang di ridhoi-Nya.
Untuk orang ini aku ingin bilang terimakasih sangat banyak, karena munculnya kau di hidupku pernah memberikanku arti bahwa cinta yang suci ada di dunia ini. Kau orang yang merubah anggapanku tentang hubungan pernikahan yang selama ini kuhindari. Walaupun pada akhirnya kau menikah dengan seorang teman yang cukup kukenali, aku tak marah dan berlapang hati. Semoga bahagia senantiasa dalam hidupmu selamanya.
Aku merasa diri sudah dewasa dalam hal mencintai, tapi ternyata aku salah merasa. Aku masih kekanak-kanakan juga. Dengan cepat rasaku berubah hanya karena penampilannya tak sesuai harapanku, seketika aku jadi ilfil perkara tampilan luar saja. Kusadari kini, aku memang belum bisa menerima kekurangannya.
Aku terus berjalan dan bertemu seseorang yang banyak membangunkan harapan-harapan dihati. Hadirnya bak lantunan nada-nada yang ku candui. Tak pernah ku mengundangnya hadir namun ia datang tanpa permisi. Tapi ternyata aku tak juga cukup dewasa untuk mengerti. Bahwa cinta tak bisa datang secepat ini, karena cinta Adalah saling menerima dan memahami. Atau barangkali aku memang tak tahu cara mencintai. Darinya kubelajar bahwa penting sekali saling berbicara dan membangun kedekatan diri baru kemudian memutuskan mengenal perasaan sendiri. Cintakah atau sekedar kagum.
Aku berlari membawa luka hati, sebab perasaanku yang tak kupahami. Pembalasanmu telak menghantam hati, jiwaku remuk tak berbentuk. Melarikan diri mencari suaka, pengobat hati yang hampir mati. Lantas menemukan sesorang tempat berlari, yang lagi-lagi kusadari tak benar-benar ku ingini.
Kini aku tak lagi serapuh dulu, hatiku telah terbentuk. Perihal lelaki aku sudah punya benteng sendiri. Rasa kecewa dan sakit hati yang tertumpuk sejak dahulu telah membawa diriku kembali. Bahwa tak ada cinta seperti cerita-cerita novel di dunia ini. Dunia ini busuk dengan orang-orang yang tidak tulus. Aku kehilangan sosok lelaki yang membuat ku jatuh hati. Lalu kemudian saat-saat krisis percaya itu, kubertemu dengannya yang membuatku tertarik sejak pertama jumpa. Tapi aku tahu aku tak akan kemana-mana rasa sakit sebelumnya masuh menghantui jiwa, membuatku kembali hilang percaya pada lelaki mana saja. Yang aku takuti dia juga sama. Aku sadar aku telah sekali lagi hilang percaya pada jenis pria yang kuanggap sempurna. Dan aku benar-benar telah hilang arah karena mereka.
Waktu berlalu, kubertemu sosok yang sangat bertolak belakang dari kisah-kisah sebelumnya. Awalnya biasa saja tapi lama-kelamaan aku menggilainya. Senyumnya, muncul tak mau hilang di kepala. Aku sudah jatuh kan hati padanya dengan cara yang tergesa-gesa. Dengan bodoh aku berharap dia juga membalasnya. Dan aku terjebak dalam mencintai seseorang yang tak kumengerti hatinya. Dia baik, ramah kepada siapa saja, aku tahu aku tidak spesial baginya. Tapi aku memaksakannya, gak mau berhenti terus berjuang denagn harapan nanti pun dia akan cinta.
Waktu terus berjalan akhirnya kutemukan dia tak akan pernah bisa mencintaiku, karena dia amat sangat berbeda. Aku kecewa mengetahui kenyataan, juga merasa iba padanya. Kuberharap suatu saat dia bisa hidup seperti lelaki normal pada umumnya. Satu hal yang ingin kusampaikan adalah, " Hiduplah dengan baik, jangan menyimpan kesulitanmu sendiri. Kuberharap kau tak kesepian dan kumohonkan pada Tuhan agar kau selalu bahagia. Terimakasih pernah mewarnai hari-hariku yang kelabu. Saat kuhilang arah, kehilangan sosok seorang lelaki yang dapat dipercaya kau datang bak penyembuh." Btw dari nya aku belajar pentingnya beramah tamah kepada siapa saja, sekarang saat aku tersenyum dan menyapa siapa saja. Aku mengingat senyumnya tanpa luka.
Kosong. Adalah apa yang kurasakan setelah aku tau kenyataan bahwa tak lagi berguna mengharapkannya. Seketika aku merasa sangat sepi bahkan tak ada satupun yang bisa aku ajak berbicara tentang apa yang terjadi hari ini. Sepi, adalah hal yang paling kutakutkan meskipun aku selalu melakukan semua hal sendiri. Lalu ditengah kekosongan itu aku bertemunya seseorang yang ternyata melukaiku lebih dalam. Untuk pertama kalinya aku benar-benar menggantungkan kebahagaianku pada seseorang seperti orang bodoh. I lost myself dengannya aku tak mengenali diriku sendiri dan kehilangannya membuatku membuatku mengerti bahwa ternyata ada lelaki yang lebih jahat daripada yang kupikirkan selama ini. Dan aku belajar satu hal bahagia itu kita yang ciptakan, bukan orang lain.
Setelahnya aku bertemu dengan cowok sok keren yang nyatanya sama aja, tapi gak terlalu berkesan. Tapi cukup ngetrigger aku saat itu karena meninggalkan kesan bahwa mungkin memang aku yang tak cukup baik untuk siapapun. Perlakuannya tak terlalu menyakitiku tapi membuatku bertanya-tanya tentang keberhargaan diriku. Tapi sekarang yang kurasakan adalah muak melihat tingkahnya, please jangan sok dekat kita bukan teman apalagi bestiee, bye....
Setelahnya ada dua cowok yang tingkahnya gak jauh berbeda dan juga tidak terlalu berkesan malahan kalau diingat aku merasa jijik. Seperti yang aku bilang aku gak mau kesepian nyatanya kehadiran mereka malah nambah beban. Dari dua orang ini aku belajar cowok tulus itu langka hargai selagi ada.
Nah yang terakhir cukup berkesan karena menyebalkan, aku cukup dibuat stress karena kelakukannya yang sangat jauh dari kata membuat nyaman. Bersikap seolah sayang tetapi nyatanya cuman penasaran. Membuatku merasa sangat diinginkan nyatanya cuma candaan. Setelahnya sekali lagi aku yakin bahwa yang dapat dipercaya di dunia ini hanya diri sendiri dan tuhan.
Kisah cinta seperti apalagi yang akan kuhadapi? Aku sudah cukup kuat dan muak dengan semua cerita ini.